RESUME KAJIAN FIQH IBADAH – KITAABUTH THOHAAROH

? RESUME KAJIAN FIQH IBADAH
? Episode 2, Ahad 8 April 2018
? Al Ustadz Rahmat Pujiyanto -hafizhahullah-

〰〰〰〰〰

? KITAABUTH THOHAAROH
Mencangkup didalamnya 10 bab.

? Bab Pertama : Hukum-hukum Bersuci dan Hukum Air, dan didalamnya terdapat beberapa pembahasan :

? Pembahasan yang pertama : Pengertian thoharoh, penjelasan akan pentingnya thoharoh, serta pembagiannya.

1⃣ Pentingnya Thoharoh dan Pembagiannya
Thoharoh adalah pembuka sholat serta syarat yang paling penting didalam sholat. Dan syarat tentu harus didahulukan diatas sholat itu sendiri.

❓ Mengapa Kita Harus Mempelajari Thoharoh?

1. Merupakan syarat baiknya sholat seorang hamba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

[arabic-font]《ﻻ تقبل صﻻة من أحدث حتى يتوضأ 》[/arabic-font]

“Tidak akan diterima sholat orang yang berhadats sampai dia berwudhu” (HR. Bukhari Muslim)

Semua ulama sepakat, jika hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, maka hadits tsb pasti shohih. Bahkan ada para ulama yang mengatakan, bahwa kitab yang paling shohih setelah Al Qur’an adalah Kitab Shohih Bukhari.

❓ Mengapa Thoharoh Menjadi Syarat Sahnya Sholat?

Karena sholat dengan thoharoh merupajan bentuk pengagungan kepada Allah. Dan tidak ada satupun agama yang membahas thoharoh selain agama Islam. Inilah keindahan syari’at islam. Yang mengatur bagaimana beribadah dg memberikan pengagungan kepada Allah. Karena Allah Maha Suci dan mencintai kesucian.
Sebagaimana hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

[arabic-font]《إن الله جميل يحب الجمال…. 》[/arabic-font]

“Sesungguhnya Allah itu Indah dan mencintai keindahan.”

2. Allah Memuji Orang-orang yang Mensucikan Diri Mereka
Sebagaimana dalam firman Allah :

[arabic-font]《إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين 》[/arabic-font]

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri mereka.” (QS. Al Baqarah : 222)

Ayat tsb selaras dg doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan setelah wudhu :

 

[arabic-font]

《أشهد أن ﻻ إله إﻻ الله وأشهد وحده ﻻ شريك له وأشهد أن محمدا رسول الله، اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين 》

 

[/arabic-font]

“Aku bersaksi bahwasanya tidak sesembahan yang berhak disembah dg benar selain Allah. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk diantara orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri”

3. Karena Meremehkan Thoharoh Merupakan Sebab Adzab Kubur
Sebagaimana dalam sebuah hadits dari Sahabat Abdullah ibnu Abbas yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud, An Nasa’i, dan Ibnu Majah dg sanan yang shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan dan bersabda :

 

[arabic-font]

《 إنهما ليعذبان وما يعذبان في كبير، أما أحدهما فكان ﻻ يستتر من البول وأما اﻵخر فكان يمشي بالنميمة 》

 

[/arabic-font]

“Sungguh, kedua kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar. Salah satu dari keduanya tidak menjaga diri dari kencing. Dan yang lainnya berjalan menebar namimah (adu domba).”

Faidahnya :
Saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditampakkan oleh Allah siksa kubur. Namun ini hanya terjadi saat itu saja. Bukan di waktu yang lain.

Jika kita tidak mempelajari Bab Thoharoh, kita tidak akan tau mana yang najis dan mana yang tidak. Inilah pentingnya kita mempelajari bab ini. Bahkan para ulama fiqh saat menulis buku fiqh, bab pertama yang ditulis pasti Bab Thoharoh.

? PEMBAGIAN THOHAROH
1⃣ Ath Thohaarotul Ma’nawiyyu (Thoharoh secara maknawi)
Yaitu mensucikan hati dari kesyirikan, kemaksiatan, serta apapun yang dapat mengkotori hati. Karena setiap kemaksiatan akan memunculkan noktah hitam di hati. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diriwayatkan dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- yang artinya :

“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa, maka akan tertitik dalam hatinya noktah hitam. Jika dia menghilangkannya dan memohon ampun, dan dia diampuni, maka hatinya itu akan dibersihkan. Dan jika dia melakukan kesalahan lagi, maka bintik hitam itu akan ditambah, sehingga bisa menutupi hatinya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi)

Dalam perkara ini, hati terbagi menjadi 3 :
1. Hati yang sehat.
Yaitu hati yang dipenuhi dg keimanan dan ketaqwaan. Sehingga kemaksiatan akan membuat hatinya tidak tenang dan gelisah. Kemudian dg itu, dia akan mudah untuk kembali kepada Allah dan meninggalkan kemaksiatan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda terkait hati yang sehat, hadits yang diriwayatkan dari Nawwas bin Sam’an :

 

[arabic-font]

《البر حسن الخلق واﻹثم ما حاك في نفسك وكرهت أن يطلع عليه الناس 》

 

[/arabic-font]

“Kebaikan adalah akhlaq yang baik. Dan dosa adalah apapun yang mengganjal pada jiwamu, dan engkau benci jika hal itu diketahui oleh manusia.” (HR. Muslim)

2. Hati yang sakit
Hati ini adalah jenis hati yang terkadang masih cenderung kepada kemaksiatan. Dan jika ini dibiarkan serta tidak berusaha diobati, maka lama kelamaan dia akan menjadi hati yang mati.

3. Hati yang mati
Yaitu hati yang tidak peka sama sekali terhadap kemaksiatan.

Thoharoh jenis ini, merupakan thoharoh yang paling utama dibandingkan thoharoh badan. Sedangkan thoharoh badan tidak mungkin terwujud jika didalamnya masih ada noda kesyirikan.

Dalilnya adalah firman Allah :

《 إنما المشركون نجس 》

“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis”

?? Makna najis disini adalah najis hatinya, bukan tubuhnya. Sebagaimana hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mukmin :

 

[arabic-font]

《 إن المؤمن ﻻينجس 》

 

[/arabic-font]

“Sesungguhnya orang yang beriman itu tidak najis” (HR. Bukhari Muslim)

Hadits Abu Hurairah diatas datang karena ada sebab. Saat itu, Abu Hurairah dalam keadaan junub. Kemudian beliau berpapasan dg Nabi dan lari menjauh. Beliau menjauh karena merasa najis, sehingga beliau pergi untuk mandi junub. Setelah mandi, beliau datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata :

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tadi lari darimu karena aku sedang junub.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dg hadits tadi.

2⃣ Ath Thohaarotul Hissiyyah
Al hissiyyah bermakna sesuatu yang bisa dilihat, bisa dirasakan, dan bisa dijangkau oleh pancaindera. Thoharoh jenis ini terbagi menjadi 2 lagi :

1. Bersuci dari Najis
Yaitu meliputi badan, pakaian, dan tempat.

2. Bersuci dari Hadats
Ini khusus untuk badan saja. Hadats sendiri terbagi menjadi 2 :
?? Hadats Kecil
Contoh : BAK, BAB, Buang angin, menyentuh kemaluan tanpa penghalang.
Dan ini bisa diangkat dg wudhu
?? Hadats Besar
Contoh : Junub, haidh/nifas, mimpi basah.
Bagi yang onani, tetap dikatakan junub dan dia berdosa. Hadats ini diangkat dg mandi besar, yaitu mandi ibadah.

● Jika seseorang tidak mampu wudhu atau mandi, maka dia thoharoh dg tayammum. Baik dg media tanah, debu, atau pasir. Kalau tidak mampu wudhu maupun tayammum, maka dia boleh sholat seadanya dalam keadaan berhadats.
(Sebagaimana pendapat Syaikh Shalih Al Fauzan)

〰〰〰〰〰
✍? Ummul Hasan
? Telah dikoreksi oleh Al Ustadz Rahmat Pujiyanto -hafizhahullah-

Broadcasted by : Kampus Qur’an
kuliah sambil mengaji

______

Ingin bergabung untuk mendapatkan kiriman nasehat berupa teks, gambar, audio dan video ???
Simpan nomor +6281554482555 ini ke dalam daftar kontak Anda di HP. Beri nama : Kampus Quran Club
Kemudian kirim pesan via Whatsapp (WA) ke nomor WA Kampus Qur’an tersebut, dengan format pesan:

Nama Anda – Jenis Kelamin – Usia – Pekerjaan – Domisili

############

Yukss sebarkan !!!!
______

Media Info:
Instagram : kampusquran
Website : www.kampusquran.com
Youtube : Kampus Quran
Email : info@kampusquran
Whatsapp : 081 55 44 82 555

????????????
? Donasi Dakwah dan Belajar Kampus Quran
1. Jemput Donasi
2. Transfer ke Bank BNI Syariah No Rek 0601-6652-93 a/n Pramudya Ardi
Konfirmasi Hub: 081 55 44 82 555

Mulai chat
1
💬 Butuh bantuan?
Selamat datang 👋

Ada yang bisa kami bantu?